Kamis, 02 Januari 2014

Tes Postingan Baru



1.        Pengertian
(Penilaian) ? Pengetahuan dapat diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan  mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Seorang pendidik perlu melakukan penilaian untuk mengetahui pencapaian kompetensi pengetahuan peserta didik. Penilaian peserta didik mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian (Permendikbud No. 66/2013). Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Kegiatan penilaian terhadap

Selasa, 19 Februari 2013

PTK PENJAS OLAHRAGA LOMPAT JAUH


UPAYA   MENINGKATKAN  HASIL  BELAJAR   OLAHRAGA LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MENGGUNAKAN
MEDIA “KARDUS” MELALUI MODEL RESPIROKAL
PADA SISWA KELAS VII² SEMESTER GANJIL
SMP NEGERI 5 SABANG TP 2012/2013







OLEH:
TIM MGMP
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN SMP/MTs NEGERI DAN SWASTA KOTA SABANG





DINAS PENDIDIKAN KOTA SABANG
SMP NEGERI 5 KOTA SABANG
WORKSHOP PENGEMBANGAN KARIR PTK DIKDAS
TAHUN 2012





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Mengajar merupakan proses dua dimensi, yaitu sebagai proses penyampaian materi pelajaran dan sebagai proses pengaturan lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Menurut                             The Ling Gie (1982:6) bahwa belajar adalah segenap rangkaian kegiatan dan aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan pengetahuan dan kemahiran yang sedikit permanen. Pelaksanaan suatu keberhasilan belajar mengajar sudah harus dipikirkan faktor-faktor apa saja yang mampu menghantar materi atau pokok bahasan seperti sarana, media, alat peraga, sehingga penyampaian pesan pembelajaran itu lebih efektif, efisien, dan menyenangkan.
Sarana adalah sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah dan sebagainya. Selaras dengan itu pembelajaran pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (Penjaskes) SMP, dimana siswa dituntut harus mampu menguasai 3 Aspek domain yaitu Aspek Psikomotorik, Aspek Kognitif dan Aspek Afektif. Untuk mencapai ketiga Aspek ini guru sudah seharusnya mencari dan menetukan model, teknik, media pendukung, karena salah satu keputusan yang paling penting dalam merancang pembelajaran ialah dengan menggunakan media yang sesuai dalam rangka penyampaian pesan-pesan pembelajaran Dick dan Carey (Dalam Lamudji, 2005).
Menciptakan Proses Pembelajaran praktik tidaklah mudah mencapai ketuntasan mengingat waktu yang tersedia sangatlah terbatas sehingga Penelititan Tindakan Kelas ini sangatlah  tepat untuk mencari upaya penyelesaian permasalahan siswa.
Dengan adanya Model Pembelajaran, Media yang bervariasi diharapkan dapat lebih membangkitkan aktivitas Praktik dan kompetensi yang diharapkan. Seperti Pembelajaran Atletik merupakan salah satu materi penjaskes disekolah SMP. Pendidikan Penjaskes dirancang melalui aktivitas jasmani yang di desain untuk meningkatkan kebugaran jasmani siswa, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat, aktif dan sportif, salah satunya Nomor Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok. Olahraga lompat jauh Gaya Jongkok pada kurikulum KTSP SMP terdapat pada Standar kompetensi pertama yaitu mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Adapun indikatornya siswa dituntut untuk mampu melakukan Teknik Dasar melompat tanpa awalan.
Berdasarkan data Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan pengamatan dilapangan, siswa SMP Negeri 5 Sabang hasil belajar olahraga lompat jauh belum menncapai KKM disisi lain keaktifan siswa dalam menerima pembelajaran terlihat kaku dan kurang menyenangkan. Dasar inilah Peneliti mencoba melakukan penelitian tindakan kelas (PTK), dengan judul ” Upaya meningkatkan hasil belajar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok menggunakan media ”Kardus” melalui model Resiprokal/timbal balik pada siswa Kelas VII² Semester Ganjil SMP Negeri 5 Sabang Tahun Pelajaran 2012/2013”.
Sebagai mana kita ketahui bersama, untuk melakukan olahraga Praktik tidak mudah seperti dibayangkan, karena tanpa ada proses sistematis ini malah akan membahayakan bagi siswa (cidera). Pelajaran olahraga merupakan Pelajaran yang sangat di senangi oleh siswa, tetapi berbeda halnya dengan cabang olahraga Lompat Jauh  Gaya Jongkok justru siswa sangat sulit untuk melakukan, alasan yang sering terdengar dominan melakukan gerakan yang diawali dengan lari dan  lompatan yang menguras tenaga serta sangat melelahkan. Oleh karena itu Peneliti (Tim) mencoba memodifikasi Cabang olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok ini kedalam bentuk bermain  menggunakan Media “Kardus”, dengan tujuan mengembangkan teknik dasar yaitu Pembedaharaan gerak dasar. Gerak dasar anak apabila sesering mungkin dilakukan maka dia akan semakin berkembang dan lambat laun gerak inilah yang nantinya akan mampu menciptakan gerak yang diharapkan. Dengan gerakan yang sederhana, tidak terlalu terstruktur dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan serta karakteristik anak (Drs. Soepartono : 2004 : 11).  


Media Kardus merupakan Media yang sangat mudah untuk di jumpai ditengah-tengah masyarakat terlebih media bekas Pembungkus makanan ini sering sekali masyarakat membuangnya.  Kelebihan media ini jika saat digunakan bila terkena atau tersentuh dengan fisik siswa tidak akan  mendatangkan resiko.

B.     Identifikasi Masalah
            Pelajaran Penjaskes adalah Pelajaran yang sangat di senangi oleh siswa tetapi berbeda halnya dengan cabang Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok siswa sangat sulit dan  tidak mau melakukannya dengan alasan sangat melelahkan dan menguraskan tenaga. Oleh sebab itu, dicarilah teknik atau model serta media yang mampu memodifikasi pelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok ini ke dalam bentuk permainan. Karena dengan pola bermain siswa lebih menyenangkan, dan disukai.

C.    Batasan Masalah
         Fokus masalah PTK ini adalah meningkatkan hasil belajar praktik Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok melalui penggunaan Media “Kardus” pada siswa kelas VII² Semester Ganjil SMP Negeri 5 Sabang Tahun Pelajaran 2012/2013 di Kota Sabang.

A.    Rumusan Masalah
         Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1.      Apakah melalui penggunaan Media  ” Kardus ” dapat meningkatkan hasil belajar olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok.
2.      Apakah siswa melakukan olahraga lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan media ”kardus” dan model pembelajaran Resiprokal/ timbal balik mampu membuat daya tarik siswa sehingga menyenangkan.
3.      Apakah hasil belajar siswa secara keseluruhan mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

B.     Tujuan Penelitian
         Untuk meningkatkan hasil belajar olahraga lompat jauh gaya jongkok melalui penggunaan media ”kardus” dan Model Pembelajaran Resiprokal/timbale balik.

C.    Manfaat Penelitian
1.      Bagi Guru, Memberikan masukan dan meningkatkan kegiatan belajar mengajar materi olahraga Lompat Jauh gaya jongkok melalui Media ”Kardus” yang termodifikasi serta mampu menciptakan hasil belajar praktik yang maksimal.
2.      Bagi Siswa, Dapat menguasai lebih mudah melakukan teknik dasar olahraga lompat jauh gaya jongkok dengan pola bermain model Resiprokal/timbal balik menggunakan media “Kardus”.
3.      Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dalam mengelola Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) lebih kreatif, inovatif, dan menyenangkan.







BAB II
KAJIAN TIORITIS

A.   Pengertian Belajar Mengajar

         Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sedikit permanen.  Proses belajar akan berjalan dengan baik apabila disertai dengan tujuan yang jelas. Tujuan belajar yaitu agar terjadinya perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, sehingga perubahan tersebut bermakna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya.
         Mengajar mempunyai makna yaitu memindahkan ilmu dari guru ke siswa yang dilakukan secara sengaja dengan berbagai proses yang dilakukannya. Berkenaan dengan hal ini Sadiman (1994:49) mengemukakan bahwa :
Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada anak didik yang tujuannya agar anak didik mendapatkan dan menguasai pengetahuan, ataupun mengajar dapat diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan berhubungan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar dan menanamkan pengetahuan dengan suatu harapan terjadi proses pemahaman. Dalam hal ini siswa atau anak didik mengenal dan menguasai budaya bangsa untuk kemudian dapat memperkaya atau menciptakan suatu yang baru.

           


            Menurut Sanjaya (2008) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran adalah:
a.       Faktor Guru
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi  pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan. Layaknya seorang prajurit di medan pertempuran. Keberhasilan penerapan strategi berperang untuk menghancurkan musuh akan sangat bergantung kepada kualitas prajurit itu sendiri. Demikian juga dengan guru. Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, teknik dan taktik pembelajaran.
b.      Faktor Siswa
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat di pengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, disamping karakteristik lain yang melekat pada diri anak.
c.       Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan sarana dan prasarana akan menuntun guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, dengan memiliki sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
d.      Faktor Lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua factor yang mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu factor organisasi kelas dan factor iklim social-psikologi. Faktor organisasi kelas yang di dalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran.
               Guru dalam proses pembelajaran memengang peranan yang sangat penting. Peran guru, untuk siswa pada usia pendidikan dasar, tidak mungkin dapat digantikan oleh perangkat lain, seperti Televisi, Radio, Komputer dan lain sebagainya. Begitu juga halnya dengan siswa sebuah organisme yang sedang berkembang yang memerlukan bimbingan dan bantuan orang dewasa. Jadi proses pembelajaran guru dengan siswa adalah faktor utama dalam menentukan keberhasilan belajar. Dengan demikian efektifitas proses pembelajaran terletak dipundak guru.
               Oleh karena itu, Salah satu faktor pendukung perencanaan proses pembelajaran yaitu media. Peranan Media dalam proses belajar mengajar menurut Gerlac dan Ely (1971 : 285) ditegaskan bahwa ada tiga keistimewaan yang dimiliki media Pembelajaran  yaitu :
1.      Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu object atau kejadian.
2.      Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan dan,
3.      Media mempunyai kemampuan-kemampuan untuk menampilkan sesuatu objek atau kejadian yang mengandung makna.

B.  Lompat Jauh Gaya Jongkok
         Pendidikan Jasmani adalah metode pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dipilih dan terus dilakukan dengan sepenuhnya memperhatikan nilai-nilai didalam pertumbuhan, perkembangan dan kelakuan manusia. Perkembangan kelakuan anak akan terwujud seperti tujuan pendidikan jasmani yaitu  meningkatkan kesegaran jasmani anak didik. Bentuk-bentuk dasar kesegaran jasmani tertuang salah satu pada cabang olahraga Atletik Nomor lompat jauh gaya jongkok.
         Olahraga Lompat jauh adalah Suatu gerakan lompatan yang dilakukan untuk mencapai lompatan yang sejauh-jauhnya. Untuk dapat mencapai jarak lompatan ini terlebih dahulu harus menguasai teknik-teknik dasar dari lompat jauh itu sendiri antara lain :
1.              Awalan yaitu Untuk mendapat kecepatan pada waktu akan melompat. Awalan itu harus dilakukan dengan secepat-cepatnya serta jangan mengubah langkah pada saat akan melompat.
2.              Tolakan yaitu Menolak sekuat-kuatnya pada papan tolakan dengan kaki yang terkuat ke atas (tinggi dan kedepan).
3.              Sikap Melayang diudara yaitu Badan harus di usahakan melayang selama mungkin diudara serta dalam keadaan seimbang.
4.              Sikap Mandarat yaitu Pelompat harus mengusahakan jatuh/mendarat dengan sebaik-baiknya.
         Menurut (Engkos Kosasih : 1993: 84) ada beberapa macam gaya lompat jauh di antaranya :
1.              Lompat jauh gaya jongkok (tuck).
2.              Lompat jauh gaya berjalan diudara (walking in the air).
3.              Lompat jauh gaya Mengantung/melenting (schnapper).

C.  Model Pembelajaran olahraga Lompat Jauh.
         Dalam pemberian model pembelajaran Lompat Jauh gaya jongkok umumnya dalam pemberian materi tidak sama dengan kompetensi Dasar yang lain, dari cara melakukan awalan, tolakan, Melayang diudara, saat mendarat dan gerakan lanjutan. Ternyata pembelajaran yang selama ini penulis (Tim) berikan walaupun dengan tahap yang sistematis tidak memberikan hasil belajar yang maksimal.
         Tahap berikutnya penulis (Tim) mencoba memasukkan unsur bermain dengan memakai media ”kardus”. Media kardus adalah upaya mediasi yang membuat siswa-siswi senang akan melewati rintangan sederhana sambil bermain dengan melakukan gerakan teknik-teknik dasar seperti gerakan awalan, tolakan, Melayang diudara dan saat mendarat.  Permainan adalah suatu kegiatan yang menarik, menantang dan menimbulkan kesenangan yang unik baik dilakukan seseorang atau berkelompok.
         Model pembelajaran yang penulis (tim) lakukan adalah Resiprokal/timbale balik. Ada beberapa langkah yang ditempuh diantaranya :
1.        Guru mengatur siswa agar berpasang-pasangan.
2.        Guru membagikan bahan ajar, yang berisi deskripsi tangan dan indikator tugas gerak kepada siswa.
3.        Siswa mempelajari tugas gerak dan indikator keberhasilannya.
4.        Siswa melaksanakan tugas gerak, dan bergantian dan bilamana pelaku sudah berhasil menampilkan gerak sesuai indikator yang telah ditentukan.
5.        Guru  memberikan kesimpulan secara umum.
6.        Evaluasi.
7.        Penutup.         

D.  Kerangka Berfikir
         Dengan menerapkan strategi pembelajaran maka seorang siswa akan selalu terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran, sehingga dengan keterlibatan langsung materi yang dibahas akan selalu teringat dalam pemikirannya (perencanaan) dan konsep-konsep apa saja yang harus dikuasai oleh siswa agar mudah diterimanya.
         Bertolak dari pemikiran Peneliti (tim) bahwa merencanakan siswa lebih aktif, kreatif dalam proses pembelajaran akan memudahkan siswa menerima konsep yang harus dikuasainya, maka secara otomatis langkah-langkah membawa siswa aktif dalam belajar ini merupakan suatu langkah yang tersusun secara sistematis, efektif untuk menyampaikan suatu materi yang diajarkan.

E.  Hipotesa Tindakan
Berdasarkan kajian teori diatas, hipotesis penelitian ini adalah melalui penggunaan media “kardus” yang dimodifikasi baik secara individu, berpasangan dan kelompok, mampu menciptakan daya tarik anak dalam mengikuti pembelajaran Lompat jauh gaya jongkok sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar olahraga lompat jauh gaya  jongkok.





 
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Setting Penelitian.
1.  Waktu Penelitian.
            Waktu Penelitian dilaksanakan selama Dua Bulan yaitu pada bulan Nopember s/d Desember 2012. Pelaksanaan di bulan ini mengingat sedang berjalannya program Kegiatan Belajar Mengajar Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 dan program Dana Pengembangan Workshop Pengembangan Karir PTK Dikdas MGMP Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (penjaskes) SMP/MTs Negeri dan Swasta Kota Sabang.

2.  Tempat Penelitian.
            Penelitian PTK ini bertempat di SMP Negeri 5 Kota Sabang, mengingat pelaksanaan Workshop Pengembangan Karir PTK Dikdas MGMP Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (penjaskes) SMP/MTs Negeri dan Swasta Kota Sabang sekaligus Guru Penjas sekolah bersangkutan menemukan keluhan hasil belajar banyak tidak tuntas berdasarkan pengamatan Kegiatan belajar mengajar selama ini pada Kompetensi Dasar Olahraga lompat jauh gaya jongkok.

B.     Subjek Penelitian
         Adapun yang menjadi Subjek Penelitian  adalah Siswa kelas VII² (tujuh dua) Semester Ganjil SMP Negeri 5 Kota Sabang Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 17 orang terdiri dari 10 Siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Sedangkan yang menjadi objeknya adalah Penerapan Media “kardus” melalui Model Resiprokal/timbale balik pada kompetensi Dasar Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok.

C.    Sumber Data
         Data diperoleh dari siswa-siswi kelas VII² SMP Negeri 5 Kota Sabang dan guru yang di tunjuk satu orang sebagai observer pada penelitian PTK ini.

D.    Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a.  Teknik Pengumpulan Data
         Adapun teknik Pengumpulan data yang diperlukan dalam Penelitian ini  antara lain :
1)      Metode Nilai Tes (Hasil Belajar)
      Tes dilakukan berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, guna untuk mengukur hasil belajar siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, bentuk tes yang diberikan menggunakan 4 Aspek Tes pada Lompat jauh Gaya Jongkok tanpa awalan.
2)      Metode Observasi
      Tes pengamatan tentang aktivitas siswa saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observasi oleh Pengamat sejauhmana keterlibatan aktif, kreatif antara guru dengan siswa saat Proses Belajar Mengajar.

b.  Alat Pengumpulan Data
1)      Praktik Olahraga Lompat Jauh Gaya Jongkok tanpa awalan dengan menggunakan aspek-aspek indikator yang diharapkan.
2)      Lembar Observasi.
Observasi yang dilakukan melalui pengamatan yaitu cara siswa melakukan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan media ”kardus” model Resiprokal/timbal balik.

E.           Analisis Data
         Data hasil Penelitian diolah dengan menggunakan Analisis deskriptif digunakan untuk memperoleh jawaban tentang aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung peneliti menggunakan rumus dari suharsimi arikunto (2006) yaitu:

Keterangan :
P          = persentase jawaban responden
f           = frekuensi / jumlah responden
n          = Jumlah sampel
100%   = Bilangan tetap
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yang terdiri dari:
1.      Hasil belajar dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan membandingkan nilai tes antar siklus.
2.      Observasi dengan analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi aktifitas siswa dan observasi Proses Belajar Mengajar guru serta refleksi.

F.     Indikator Kinerja
         Untuk mengetahui indikator ketuntasan hasil belajar olahraga lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas VII² SMP Negeri 5 Sabang selama penelitian  berlangsung, maka dianalisa ketuntasan secara individual. Pembelajaran akan tuntas apabila siswa dari suatu kelas mendapat nilai minimal 70 (sesuai KKM yang ditetapkan di SMP Negeri 5 Sabang, yaitu ≥ 70), Secara Klasikal Minimal 75 % dari jumlah siswa mencapai nilai minimal 70.

G.    Prosedur Pelaksanaan Penelitian
         Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari Dua Siklus. Fokus permasalahan Perencanaan Tindakan, dan Pelaksanaan tindakan yang diikuti dengan kegiatan observasi, Analisis, serta Refleksi disebut satu siklus. Langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus I dan siklus II sebagai berikut :
1)            Perencanaan Tindakan.
2)            Pelaksanaan Tindakan.
3)            Pengumpulan Data (pengamatan /observasi).
4)            Refleksi (Analisis dan Interprestasi).
5)            Perencanaan Tindak Lanjut.

         Untuk lebih jelasnya, rangkaian kegiatan dari setiap siklus dapat dilihat pada gambar berikut :


















Gambar 1. Model penelitian tindakan  dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, Suharsimi, 2002: 83) yaitu berbentuk spiral dari siklus.

Adapun langkah-langkah dalam setiap siklus terdiri dari:
SIKLUS I
1.   Perencanaan (planning).
         Rincian kegiatan yang dilakukan pada Tahap perencanaan adalah sebagai berikut :
a)            Membuat skenario model Resiprokal/timbal balik pembelajaran penjaskes yang diprioritaskan pada olahraga lompat jauh gaya jongkok tanpa awalan berupa Rencana Pelaksanaan Pembekajaran (RPP).
b)            Menyiapkan Media berupa alat bantu yaitu ”kardus” dan perlatan modifikasi yang di anggap perlu.
c)            Membuat instrumen observasi kegiatan siswa dan instrument observasi proses belajar mengajar.

2.  Pelaksanaan (acting).
         Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan sebagai berikut :
a)            Guru mengabsen dan mengecek  kehadiran siswa sesuai dengan pembagian  kelompok yang telah pada pertemuan atau pada pertemuan sebelumya.
b)            Guru menghubungkan pelajaran sekarang dengan pelajaran yang lalu.
c)            Guru memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
d)           Guru menjelaskan tahap-tahap penggunaan Media ”karsus”.
e)            Guru menjelaskan kelebihan metode dengan menggunakan media ”kardus”.
f)             Melakukan praktik aspek-aspek yang telah diberikan oleh guru.
g)            Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan perlombaan.
h)            Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil belajar pembelajaran.
i)              Guru melakukan tes untuk melihat pemahaman siswa.

3.   Pengamatan (observasing).
            Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, guru dan observer mengamati hasil belajar siswa yang meliputi kemampuan siswa dalam melakukan olahraga lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan Media ”kardus”. Pengamatan  dilakukan oleh guru kolaborasi terhadap proses belajar mengajar berlangsung.

4.  Refleksi (reflecting)
            Refleksi digunakan pada akhir proses belajar mengajar berlangsung, untuk mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian hasil dari refleksi pada siklus pertama merupakan acuan bagi peneliti (tim) untuk melakukan apakah hasil belajar menunjukkan peningkatan sesuai penetapan dari KKM, indikator, bila belum maka akan dilanjutkan siklus berikutnya.

SIKLUS II
Langkah pelaksanaan PTK pada siklus kedua ini meliputi :
1.   Perencanaan (planning)
         Rincian kegiatan yang dilakukan pada Tahap perencanaan adalah sebagai berikut :
a)            Membuat skenario model Resiprokal/timbal balik pembelajaran penjaskes yang diprioritaskan pada olahraga lompat jauh gaya jongkok tanpa awalan berupa Rencana Pelaksanaan Pembekajaran (RPP) Lanjutan.
b)            Menyiapkan Media berupa alat bantu yaitu ”kardus”  dengan jumlah media di sesuaikan.
c)            Membuat instrumen observasi kegiatan siswa dan instrument observasi proses belajar mengajar.

2.  Pelaksanaan (acting)
         Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan sebagai berikut :
a)            Guru mengabsen dan mengecek  kehadiran siswa sesuai dengan pembagian  kelompok yang telah pada pertemuan sebelumya.
b)            Guru menghubungkan pelajaran sekarang dengan pelajaran yang lalu.
c)            Guru memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan pembelajaran lanjutan.
d)           Guru menjelaskan tahap-tahap penggunaan Media ”kardus” dengan modifikasi peningkatan dari yang sebelumnya.
e)            Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan sendiri dan kelompok perlombaan.
f)             Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran.
g)            Guru melakukan tes untuk melihat pemahaman siswa.



3.   Pengamatan (observasing).
            Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, guru dan observer mengamati hasil belajar siswa yang meliputi kemampuan siswa dalam melakukan olahraga lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan Media ”kardus”. Pengamatan  dilakukan oleh guru kolaborasi terhadap proses belajar mengajar berlangsung.

4.  Refleksi (reflecting)
            Refleksi digunakan pada akhir proses belajar mengajar berlangsung, untuk mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian hasil dari refleksi pada siklus pertama merupakan acuan bagi peneliti (tim) untuk melakukan apakah hasil belajar menunjukkan peningkatan 75 % dari jumlah siswa kelas yang bersangkutan sesuai penetapan dari KKM, indikator, bila belum maka akan dilanjutkan siklus berikutnya.